Laman

Kamis, 12 Juni 2014

contoh laporan kunjungan industri



LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI
PT. PAGILARAN DAN PT. MADUBARU




Disusun oleh :
                                      Nama         : Tri WahyuUtami
                                      NIS            : 7706
                                      Kelas          : 3 TPHP 4


SMK NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG
Jl. Kadar Maron Sidorejo, Kotak Pos 104, Telp./Fax (0293) 4901639
Temanggung 56221

TAHUN 2013

Kata Pengantar
Assalamu’alaikum wr, wb.                             
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini yang berjudul “LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI PT. PAGILARAN dan PT. MADUBARU” tanpa ada suatu halangan apapun. Tak lupa shalawat serta salam kami haturkan kepada nabi agung kita Muhammad SAW, semoga kita semua termasuk golongan yang di beri syafaatnya, amin. Laporan ini kami buat berdasarkan sumber-sumber yang kami peroleh.
Laporan ini kami buat sebagai pertanggung jawaban atas kegiatan kunjungan industri yang telah kami ikuti pada beberapa waktu yang lalu. Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya membangun dan agar laporan yang selanjutnya dapat lebih baik dari ini. Selanjutnya kami ucapkan selamat membaca.
Terima kasih
Wassalamu’alaikum wr, wb.                                         

                                                                                                 Temanggung, 3 November 2013
                                                                                                                   Penyusun



Daftar Isi
Halaman Judul..................................................................................... 1
Kata Pengantar..................................................................................... 2
Daftar Isi.............................................................................................. 3
BAB 1. PENDAHULUAN................................................................. 4
  1.     LatarBelakang......................................................................................... 4
  2.     Tujuan.................................................................................................... 4
BAB II. HASIL KUNJUNGAN.......................................................... 5
  1.     PT. PAGILARAN.................................................................................. 5
A.   Selayang pandang.................................................................... 5
B.   Pasca panen............................................................................ 6
C.   Pengolahan.............................................................................. 7
D.   Macam produk olahan dan kemasan......................................... 10
  2.     PT. MADUBARU................................................................................. 11
A.   Selayang pandang................................................................... 11
B.   Pasca panen............................................................................ 13
C.   Pengolahan............................................................................. 13
D.   Macam produk olahan dan kemasan........................................ 15
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN................................................ 16
A.   Kesimpulan............................................................................ 16
B.   Saran..................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 16
LAMPIRAN........................................................................................ 17
A.   Diagram Alir.......................................................................... 17
B.   Gambar Mesin....................................................................... 17
C.   Gambar Bahan Baku............................................................. 19
D.   Produk................................................................................. 20
BAB 1. PENDAHULUAN
  1.    LatarBelakang
Kami melaksanakan kegiatan kunjungan industri ini dimaksudkan agar kami mampu menambah pengetahuan tentang industri pangan. Kunjungan ini selain menambah pengetahuan, kami juga dapat mengetahui proses pengolahan pangan di industri secara langsung. Kunjungan yang kami lakukan ke PT. PAGILARAN dan PT. MADUBARU yang merupakan industri pengolahan teh dan gula. Kami mengunjungi industri pengolahan teh karena pada standar kompetensi yang ada, kami menerima materi tentang teh dan cara pengolahannya tetapi kami tidak melakukan pengolahan (praktek) tersebut disekolah karena bahan dasar dan alat pengolahan yang belum ada. Selain itu, kami juga mengunjungi industri pembuatan gula dengan maksud menambah pengetahuan tentang pembuatan gula secara langsung di industri.
   2.      Tujuan
Adapun beberapa tujuan diselenggarakannya kunjungan industri bagi siswa sebagai berikut:
1.      Memperluas pengetahuan siswa tentang dunia kerja (industri).
2.      Mendorong siswa agar mempunyai minat dan kreatifitas dalam bekerja.
3.      Memberi informasi tentang kegunaan Ilmu tekhnologi dalam dunia kerja.
4.      Mengetahui proses produksi yang ada di industri.



BAB II. HASIL KUNJUNGAN
  1.     PT. PAGILARAN
A.  Selayang pandang
Pemilik PT. PAGILARAN yaitu : Yayasan Fapertagama, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Yang berada di Jl. Faridan M. Noto 11 Yogyakarta, Telp.: 0274 – 561392, 563046 (Hunting), Fax. : 0274 - 54062, Email : pagilaran@pagilaran.co.id , Web : www.pagilaran.co.id
     PT. PAGILARAN memiliki 6 unit produksi, yaitu :
1)      unit produksi Pagilaran
Alamat : Pagilaran, Kecamatan. Blado, Kab Batang,  JawaTengah.Telp/Fax.  : 0285 – 414030.
Produksi : Teh Hitam, Teh Hijau, Cengkeh, Kina
Luas areal : 1.113,25  hektar
Kapasitas produksi : 40 ton pucuk teh/hr
2)      unit produksi Segayung
Alamat : Desa Simbang Jati,  Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Telp. : 0285 – 7906305
Produksi : Coklat, Kelapa Tall, Kelapa Hybrida
Luas Kebun inti : 208,05  hektar
Areal binaan PIR Kakao : 670,00 hektar.
3)      unit produksi Sidoharjo
Alamat : Desa Bakalan, Kec.Bawang, Kabupaten Batang,  Jawa Tengah  Telp :  0285 – 429937
Produksi :  Teh Hitam Orthodox
Luas binaan PIR-Teh : 611,45  ha
Luas binaan PIR-Teh : 611,45  ha
4)      unit produksi Jatilawang
Alamat : Desa Jatilawang, Kec. Wanayasa, Kab. Banjarnegara . Telp. 085 228037489
Produksi : Teh Hitam Orthodox
Luas binaan PIR-Teh : 612 hektar
Kapasitas Produksi : 10.000 kg – 12.000 kg pucuk/hari
5)      unit produksi Kaliboja
Alamat : Desa Kaliboja, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Telp.  : 08882602657.
Produksi : Teh Hitam Orthodox
Luas binaan PIR-Teh : 1.200 ha
Kapasitas Produksi : 12.000 kg – 15.000 kg pucuk/hari
6)      unit produksi Samigaluh
Alamat : Desa Pagerharjo, Kec. Samigaluh, Kab. Kulonprogo, D. I. Yogyakarta.  55673
Produksi : Teh Hijau , Teh Wangi dan Kakao
Luas binaan PIR-Teh : 200  ha
PIR-Kakao : 9.850  ha DIY , JATIM, JATENG
Kapasitas Produksi : 5.000 kg pucuk/hari
Disini, kami mengadakan kunjungan di PT. PAGILARAN unit produksi Samigaluh. Proses produksi biasa dilakukan mulai dari jam 16.00 s/d 24.00 WIB. Hal ini bertujuan agar produk yang dihasilkan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Misalnya pada proses pengolahan teh wangi yang diberi campuran bunga melati, proses pengolahan pada jam tersebut dimaksudkan agar pada saat diolah kuncup bunga melati mekar sehingga wangi bunga yang yang ada dapat maksimal.
B.     Pasca panen
ü  Pemetikan Pucuk Teh :
Tiga jenis pemetikan:
        Petik halus       : p+1, p+2, b+1m
       Petik medium  : p+2m, p+3m, (60-70 %) b+1m, b+2m, DLM (daun lepas muda)
        Petik kasar       : p+3 dst, b+1t, dst



Cara pemetikan:
1.     Petikan tangan
2.     Petikan gunting (1,5-2,0 kali dari petikan tangan: 40-70 kg/orang)
3.     Petikan mesin (4 kali petikan gunting: 1.000-2.000 kg/mesin dengan 3-5 operator)
ü  Analisis Pucuk
     Analisis pucuk adalah uraian tentang hasil pemetikan suatu blok pada suatu saat, yang menunjukkan perbandingan antara pucuk halus dan pucuk kasar yang dinyatakan dalam persen (%).
     Analisis pucuk bertujuan untuk menilai mutu pucuk, sehingga dapat digambarkan kemungkinan hasil olahan.
     Hasil analisis pucuk merupakan dasar penilaian mutu pucuk harian dari suatu kebun, maka sampel diambil secara acak dari setiap blok atau kelompok pemetik.
C.    Pengolahan
    PT. PAGILARAN unit produksi Samigaluh mengolah teh hijau, teh wangi, dan kakao. Disini saya akan memaparkan produk hasil PT. PAGILARAN unit produksi Samigaluh pada komoditi peranian teh.
1)      Teh Hijau
       Pengolahan teh hijau telah dikenal sejak lama namun dilaksanakan dengan peralatan dan teknologi yang sederhana. Oleh karena itu, jenis teh hijau yang dihasilkan masih belum sesuai dengan standar mutu permintaan pasar. Teh hijau merupakan pucuk daun muda tanaman teh yang diolah tanpa melalui proses fermentasi. Untuk memperoleh produk yang sesuai dengan permintaan pasar maka pengolahan teh hijau dilaksanakan dengan teknologi yang lebih maju. Namun pada dasarnya, pengolahan teh hijau itu merupakan rangkaian proses fisik dan mekanis tanpa atau dengan sedikit proses fermentasi terhadap pucuk teh dengan menggunakan sistem panning.
Cara-cara pengolahan teh hijau yaitu :
1.      Pucuk teh
Pucuk yang masuk ke pabrik harus dilakukan analisa pucuk terlebih dahulu untuk menentukan kualitas pucuk teh yang ada.
2.      Pelayuan
Tujuan : untuk menginaktifkan enzim polifenol oksidase dan menurunkan kandungan air dalam pucuk, agar pucuk menjadi lentur dan mudah digulung.
-          Pelayuan harus segera dilakukan setelah daun teh dipetik.
-          Pelayuan dilaksanakan dengan cara mengalirkan sejumlah pucuk secara berkesinambungan kedalam alat pelayuan Rotary Panner dalam keadaan panas dengan suhu pelayuan 80-100oC.
-          Uap air yang terjadi harus secepatnya dikeluarkan dari ruang Roll Rotary Panner, untuk menghindari terhidrolisanya klorofil oleh uap asam-asam organik.
-          Perubahan kimia yang terjadi selama pelayuan antara lain dalam proses respirasi akan terjadi penurunan gula oleh oksigen menjadi energi dan karbondioksida.
-          Persentase layu teh hijau lokal adalah 60-70%, dan untuk teh hijau ekspor sekitar 60% dengan tingkat kerataan layuan yang baik.
-          Tingkat layu yang tepat ditandai dengan keadaan pucuk layu yang berwarna hijau cerah, lemas, dan lembut, serta mengeluarkan bau yang khas.
3.      Penggulungan
Tujuan : membentuk mutu secara fisik berbentuk terpilin, mengeluarkan cairan daun.
Alat Penggulungan : Press Cap Roller (PCR)
         terdiri dari silinder dan meja
         dengan penekanan (press)
         menggulung dan memeras
Lama Penggulungan : 15 – 20 menit dengan pengaturan 5 menit buka 10 menit pres dan 5 menit buka
4.      Pengeringan
Tujuan :   menghentikan proses fermentasi, untuk  mengurangi kadar air, memperoleh hasil akhir berupa teh kering yang tahan lama disimpan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, dilaksanakan dua tahap pengeringan, masing-masing menggunakan mesin yang berbeda.
Ø  Mesin pengering pertama disebut Rotary Dryer tipe Repeat Rool.
Ø  Mesin pengering kedua disebut Rotary Dryer tipe Boll Tea bertujuan memperbaiki bentuk gulung teh keringnya.
Ø  Lama pengeringan : 3 – 4 Jam
5.      Sortasi
Tujuan untuk memisahkan, memurnikan dan mengelompokkan jenis mutu teh hijau dengan bentuk ukuran yang spesifik sesuai dengan standar teh hijau.
Pada prinsipnya, sortasi kering teh hijau adalah:
Ø  Memisahkan keringan teh hijau yang banyak mengandung jenis mutu ekspor.
Ø  Memisahkan partikel-partikel yang mempunyai bentuk dan ukuran yang relatif sama kedalam beberapa kelompok (grade).
Ø  Melakukan pemotongan dengan tea cutter bagian-bagian teh yang ukurannya masih lebih besar dari jenis mutu yang dikehendaki.
      Sortasi Teh Hijau sebagian besar masih menggunakan tenaga manual manusia. Hasil sortasi ini dikelompokkan kedalam jenis-jenis mutu teh hijau sesuai dengan mutu yang ada.
Mutu / grade teh hijau :
a.       Peko (daun pucuk). A - B
b.      Jikeng /Lokal B (daun bawah / tua).
c.        Bubuk / kempring
d.      Tulang
2)      Teh Wangi
            Teh wangi adalah jenis teh yang paling banyak diksonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Teh wangi saat ini sudah banyak variasinya : teh aroma melati, teh aroma mawar, teh aroma frambose, teh aroma vanili, dan lain-lain.
Teh wangi melati, bahan dasar pembuatannya adalah dari teh hijau lokal. Tetapi untuk jenis teh wangi dengan aroma yang lain rata-rata dibuat dari teh hitam yang diwangikan menggunakan bahan pewangi.
PT. PAGILARAN membuat teh wangi berdasarkan atas pesanan dari pembeli, dalam prosesnya tanpa menggunakan bahan pewangi kimiawi (menggunakan bunga melati).
Cara-cara pengolahan teh wangi yaitu :
1.      Pucuk teh
Pucuk yang masuk ke pabrik harus dilakukan analisa pucuk terlebih dahulu untuk menentukan kualitas pucuk teh yang ada.
2.      Karamelisasi/penggosongan bahan baku (teh Hijau) / Pengeringan I
Proses ini bertujuan menghasilkan teh hijau gosong yang bersifat porous. Dengan sifat barunya ini, teh hijau akan mudah menyerap aroma dari melati.
Proses ini dilakukan dengan cara : teh hijau dipanaskan dengan menggunakan mesin Rotary drier tipe Repeat Roll pada suhu 90° - 125° C. Proses ini akan menghasilkan "Cou-cui" berwarna coklat kehitaman dengan kadar air 3 - 5 %
3.      Pemeraman bahan karamel
Hal ini dilakukan setelah proses karamelisasi yang optimal. Proses ini biasanya dilakukan dengan cara mendiamkan bahan untuk beberapa waktu.
4.      Pelembaban
Bertujuan untuk mempersiapkan teh agar dapat menerima aroma bunga secara maksimal.
Caranya :
-          Dilakukan dengan menambahkan air ± 20 %.
-          Proses pelembaban dilakukan pada siang hari, ditebar / dibeber membentuk suatu lapisan setebal ± 15 - 20 cm.
-          Setelah itu dilanjutkan dengan proses pewangian, dimana bunga melati dicampurkan.
5.      Pewangian
Setelah proses pelembaban, kemudian teh ditambahkan dengan bunga melati. Dipilih bunga yang siap mekar & sedapat mungkin memperkecil penerimaan bunga "karuk" (kuncup bunga yang belum saatnya mekar), hal ini bertujuan agar proses pewangian dapat berlangsung dengan sempurna.
6.      Pengeringan II
-          Menggunakan ECP drier (Endless Chain Pressure drier) dengan suhu berkisar antara 110° - 125° C selama 45 - 60 menit.
-          Kadar air produk yang dihasilkan berkisar antara 4 - 6 %.
D.    Macam produk olahan dan kemasan
PT. PAGILARAN mengolah 2 macam komoditi pertanian, yaitu teh dan kakao. Disini saya akan memberi contoh beberapa produk olahan teh, antara lain :
1)      Teh hitam
Teh hitam merupakan pucuk teh yang diolah menjadi teh kering melalui proses fermentasi pada tahapan prosesnya. 
Teh hitam sendiri memiliki beberapa jenis olahan, antara lain teh hitam orthodox dan teh wangi. Teh wangi (teh melati) disebut juga teh bunga yang diproses dengan campuran kuncup bunga dan merupakan jenis teh yang paling populer di Indonesia.
2)      Teh hijau
Teh hijau merupakan pucuk daun muda tanaman teh yang diolah tanpa melalui proses fermentasi. Untuk memperoleh produk yang sesuai dengan permintaan pasar maka pengolahan teh hijau dilaksanakan dengan teknologi yang lebih maju. Namun pada dasarnya, pengolahan teh hijau itu merupakan rangkaian proses fisik dan mekanis tanpa atau dengan sedikit proses fermentasi terhadap pucuk teh dengan menggunakan sistem panning
3)      Teh oolong
Teh oolong bukan merupakan teh hitam, teh hijau maupun teh putih. Meskipun dari segi rasa dan cara pengolahan mirip dengan teh hitam. Tapi yang membedakan disini adalah teh oolong pada saat proses pengolahan, teh hanya mengalami fermentasi yang sangat singkat.
4)      Teh putih
Merupakan teh yang diolah melalui fermentasi tetapi dalam waktu yang sangat singkat, sehingga pigmen pada teh belum menjadi coklat keemasan maupun merah saat diseduh.
     Dari keempat jenis teh yang dikenal oleh masyarakat, PT. PAGILARAN khususnya unit Samigaluh hanya mengolah 2 macam teh yaitu the hitam jenis teh wangi da juga teh hijau.
      Setelah produk selesai dibuat, perlu dilakukannya pengemasan dan penyimpanan (penggudangan). Penyimpanan Produk Sementara, mempermudah stok produksi dan pengangkutan. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan :
      Suhu ruangan 20 – 24 0C.
      Didalam gudang penyimpanan Paper Sack distapel sesuai jenis mutunya dan diberi alas pallet.
         Jumlah 1 chop terdiri 20 papersack.
         Tinggi maksimal 220 cm, Lebar maksimal 117 cm.
      Pada saat pengiriman, papersack terbungkus dengan plastik sheet.
         Jarak antar stapelan dan dengan dinding min. 30 cm
      Biasanya teh dibungkus dengan kemasan yang bernama Sigma Rasa  dan Kepodang (Hitam dan Hijau) ataupun Bukit Menoreh. Teh hijau biasanya berbentuk teh celup dan dikemas menggunakan karton. Sedangkan teh wangi dapat berbentuk teh celup maupun teh kering yang dikemas menggunakan papersack ukuran kecil.   
  2.     PT. MADUKISMO
A.    Selayang Pandang
PT.MADUBARU yang terletak di daerah Kabupaten Bantul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai usaha pokok Pabik Gula Dan Pabrik Spiritus.yang terkenal dikalangan masyarakat luas dengan sebutan PG/PS MADUKISMO dengan potensi dan peluang pengembangan usaha yang potensial masih memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang menjadi suatu perusahaan Agro Industri yang berbasis tebu dan dikelola secara profesional dan inovatif untuk menghadapi persaingan bebas diera globalisasi dengan petani sebagai mitra sejati .
Dengan menggunakan setrategi bisnis Overal Cost Leadership pada usaha pokok dan strategi bisnis differensiasi pada diversifikasi usaha maka PT. MADUBARU siap menghadapi persaingan khususnya tahun 2009 dan tahun-tahun mendatang .
Pabrik Gula MADUKISMO, adalah salah satu pabrik gula tertua di tanah air. Pabrik itu berdiri sudah sejak tahun 1955. Mengunjungi Pabrik Gula MADUKISMO, akan merasakan nuansa awal era industri. Sebuah bangunan besar berusia tua dengan halaman luas, mesin-mesin kuno serta rel-rel kereta yang menjadi jalan kereta pengangkut tebu akan menyapa dan menguatkan kesan itu. Begitu sampai, kita akan disambut di Gedung Madu Chandya yang terletak tak jauh dari areal pabrik. Kita mendapat penjelasan tentang proses pembuatan gula dari tebu dan pembuatan SPIRTUS dari hasil samping produksi gula. Di sana kurang lebih dijelaskan secara ringkas bagaimana proses produksi gula di pabrik. Pabrik Gula MADUKISMO diprakarsai oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan diresmikan pada tanggal 29 Mei 1958 oleh Presiden Ir. Soekarno.PT. MADUBARU dengan kepemilikan saham 65% Sri Sultan Hamengku Buwono X (Kraton Ngayogjokarto Hadiningrat ) dan 35 % PT.Rajawali Nusantara Indonesia (PT.RNI),serta pelaksanaan konsep Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten akan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat , petani tebu , dan juga investor yang menanamkan modalnya.
Setelah penjelasan singkat di Gedung Madu Chandya, para siswa / siswi dibawa berkeliling pabrik sembari diberi penjelasan untuk memperkenalkan seperti apa lokasi Pabrik Gula MADUKISMO tersebut . Perjalanan menuju pabrik gula madukismo menaiki kereta wisata yang disediakan PT.MADUBARU atau PG. MADUKISMO. Kereta Wisata yang digunakan ditarik oleh sebuah lokomotif tua. Selain digunakan untuk kereta wisata,kepentingan utama lokomotif ini adalah sebagai pengangkut tebu hasil panen yang akan dibawa ke dalam pabrik.  Setelah para mahasiswa berkeliling dengan kereta, pemandu  membawa turun para mahasiswa untuk melihat bagaimana proses produksi dan alat-alat yang dipakai dalam proses produksi.
Siswa / siswi diajak berkeliling di dalam pabrik dari tempat pertama awal produksi hingga akhir.
B.     Pasca panen
      Tebu yang telah dipanen oleh para petani biasanya diangkut ke PT. MADUBARU menggunakan truk. Sebelum sampai ke industri, tebu yang diangkut di uji kadar gulanya, biasanya selain disesap juga di uji menggunakan alat refraktometer.
      Pengujian kadar gula ini dimaksudkan agar tebu yang akan diolah benar-benar tebu dengan kualitas baik dan kadar gula yang terkandung tinggi, sehingga rasa manis pada gula yang dihasilkan optimal.
      Sebelum masuk ke proses pengolahan, tebu dipindahkan dari truk ke alat Unigrator Mark IV dan Cane Knife menggunakan troller.
C.    Pengolahan
PT. MADUBARU disini merupakan pabrik pengolahan gula dan alkohol. Berikut ini saya akan memaparkan proses pengolahan di PT. MADUBARU.
Cara ;pengolahan gula :
1.      Pemerahan nira
Tebu dikirim ke Stasiun Gilingan (ekstraksi) untuk dipisahkan antara bagian padat (ampas) dengan cairannya yang mengandung gula (nira mentah) dengan alat -alat yang berupa Unigrator Mark IV dan Cane Knife digabung dengan 5 gilingan masing-masing terdiri atas 3 rol.
-          Hasil dari pemerahan tebu berupa ampas dengan cairannya yang mengandung gula (nira mentah)
-          Ampas pemerahan tebu dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas, dan bahan bakar di PT. MADUBARU, ampas ini digunakan sebagai bahan bakar di Stasiun Ketel (pusat tenaga)
-          Sedangkan nira mentah akan dikirim ke bagian Pemurnian untuk proses lebih lanjut.
2.      Pemurnian nira
Nira mentah ditimbang kemudian dipanaskan hingga suhu mencapai 700-750oC, kemudian direaksikan dengan Ca(OH)2 (susu kapur) dalam defekator. Pereaksian dengan kapur bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang ada didalam nira. Lalu diteruskan dengan proses sulfitasi, yakni pemberian SO2. Kemudian nira jernihnya dikirim ke Stasiun Penguapan.
3.      Penguapan nira
Nira jernih akan dipekatkan dalam Stasiun Penguapan. Nira jernih dipekatkan didalam pesawat penguapan dengan system multiple effect. Nira encer dengan padatan terlarut 16% dapat dinaikkan menjadi 64% dan disebut nira kental. Nira kental siap dikristalkan di Stasiun Kristalisasi, sebelumnya nira kental ini diberi gas SO2 untuk proses pemucatan.
4.      Kristalisasi
Nira kental dari Stasiun Penguapan ini diuapkan lagi dalam Pan Kristalisasi sampai melewati titik jenuh. Penguapan ini sampai suhu 1000-1500oC. Sebelum dipisahkan antara kristal gula dengan stroop, gula lebih dahulu didinginkan dalam palung pendingin (kultrog).
5.      Pemisahan gula
Pemisahan gula dilakukan dengan proes karbonatasi yakni mereaksikan gula dengan gas karbon. Sehingga gula dengan stroop dapat terpisah. Hasil pemisahan gula, stroop, gula, dan tetes tebu. Tetes tebu dan stroop merupakan limbah dari proses pembuatan gula. Dimana stroop yang menjadi tetes tebu dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan etanol (C2H5OH).
6.      Penyaringan dan pengepakan
Setelah gula terpisah dari stroop, dilakukan proses penyaringan gula. Pemisahan antara gula halus, kasar, dan normal. Gula normal dan halus dikirim ke Gudang Gula dan dikemas dalam karung plastik yang ½ kuintal.sedang gula kasar akan kembali ke proses kristalisasi. Dan kini ada gula yang dikemas lebih kecil lagi, yaitu dengan bobot 1 kg.
Cara pengolahan alkohol, etanol :
1.      Pengenceran
Tetes tebu yang diperoleh dari sentrifuge diencer di Tangki Pengencer Brix 14’ tetes tebu. Sebelumnya tetes tebu diukur ditangki ukur.
2.      Penyaringan (filtrasi)
Pada proses penyaringan, tetes tebu diukur pH nya sekitar 4,8 dengan diberi H2SO4 agar tetes tebu tidak terkontaminasi dengan bakteri lain. Hal ini dilakukan agar tetes tebu tidak gagal dalam proses peragian. Karena dalam proses peragian tetes tebu akan diberi bakteri khusus yang dapat menjadikan tetes tebu menjadi atau memiliki kandungan alkohol.
3.      Peragian
Tetes tebu yang pH nya telah diatur (4,8), kemudian masuk ke tangki pembibitan dan fermentasi. Pada tangki tersebut tetes tebu diberi ragi yang mengandung bakteri (Sacharomyses Cereviceae).



4.      Destilasi (Penyulingan)
 Tetes tebu yang telah diberi ragi akan masuk ke proses destilasi. Destilasi atau penyulingan bertujuan untuk memisahkan alkohol dengan air, sehingga kadar alkohol lebih tinggi. Proses destilasi di PT. MADUBARU dilakukan secara bertingkat atau disebut destilasi bertingkat.
D.    Macam produk olahan dan kemasan
PT. MADUBARU memiliki 2 produk utama, yaitu gula dan alkohol. Gula biasanya dikemas dengan plastik dengan bobot ½ kuintal dan juga ada yang berbobot 1 kg. Sedangkan alkohol dikemas dengan menggunakan botol.
BAB III. Kesimpulan dan Saran
   A.    Kesimpulan
            Dari kunjungan yang kami lakukan, kami dapat menarik beberapa kesimpulan, antara lain :
v  Pengalaman kami bertambah, terutama tentang industri the dan gula.
v  Pada praktek dilapangan, ada yang sedikit berbeda dari teori, karena dalam penerapannya industri mengikuti situasi dan kondisi yang ada.
v  Pada pengolahan tebu menjadi gula, limbah yang dihasilkan dapat dimanfaatkan, sehingga meminimalisir terjadinya pencemaran limbah.
v   PT. PAGILARAN unit Samigaluh mengolah teh (teh wangi dan teh hijau) dan kako.
v  PT. MADUBARU mengolah gula dan alkohol.
   B.     Saran
ü  Setiap proses pengolahan hendaknya sesuai dengan GMP dan SOP, sehingga mutu produk benar-benar berkualitas baik.
ü  Para pekerja hendaknya menerapkan personal hygiene pada saat bekerja, sehingga terjadinya kontaminasi dapat diminimalisir.
ü  Hendaknya proses produksi berjalan secara efektif dan efisien, sehingga tingkat produktifitas maksimal.
ü  Pelayanan terhadap pengunjung yang datang harap ditingkatkan, sehingga pengunjung merasa lebih nyaman, misal : kunjungan dari sekolah.
ü  Hendaknya setiap industri mampu mengatasi limbah yang dihasilkan dengan baik.
ü  Kunjungan yang dilakukan hendaknya lebih efisien dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA
          http://id.wikipedia.org/wiki/Teh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar