LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI
PT. PAGILARAN DAN PT. MADUBARU
Disusun oleh :
Nama :
Tri WahyuUtami
NIS :
7706
Kelas :
3 TPHP 4
SMK NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG
Jl. Kadar Maron Sidorejo, Kotak Pos 104,
Telp./Fax (0293) 4901639
Temanggung 56221
TAHUN 2013
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum wr,
wb.
Alhamdulillah, puji
syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat
dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini yang berjudul “LAPORAN
KUNJUNGAN INDUSTRI PT. PAGILARAN dan PT. MADUBARU” tanpa ada suatu halangan
apapun. Tak lupa shalawat serta salam kami haturkan kepada nabi agung kita
Muhammad SAW, semoga kita semua termasuk golongan yang di beri syafaatnya,
amin. Laporan ini kami buat berdasarkan sumber-sumber yang kami peroleh.
Laporan ini kami
buat sebagai pertanggung jawaban atas kegiatan kunjungan industri yang telah
kami ikuti pada beberapa waktu yang lalu. Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna maka dari itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya membangun
dan agar laporan yang selanjutnya dapat lebih baik dari ini. Selanjutnya kami
ucapkan selamat membaca.
Terima kasih
Wassalamu’alaikum wr, wb.
Temanggung,
3 November 2013
Penyusun
Daftar Isi
Halaman Judul..................................................................................... 1
Kata Pengantar..................................................................................... 2
Daftar Isi.............................................................................................. 3
BAB 1. PENDAHULUAN................................................................. 4
1. LatarBelakang......................................................................................... 4
2. Tujuan.................................................................................................... 4
BAB II. HASIL KUNJUNGAN.......................................................... 5
1. PT. PAGILARAN.................................................................................. 5
A. Selayang pandang.................................................................... 5
B. Pasca panen............................................................................ 6
C. Pengolahan.............................................................................. 7
D. Macam produk olahan dan kemasan......................................... 10
2. PT. MADUBARU................................................................................. 11
A. Selayang pandang................................................................... 11
B. Pasca panen............................................................................ 13
C. Pengolahan............................................................................. 13
D. Macam produk olahan dan kemasan........................................ 15
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN................................................ 16
A. Kesimpulan............................................................................ 16
B. Saran..................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 16
LAMPIRAN........................................................................................ 17
A. Diagram Alir.......................................................................... 17
B. Gambar Mesin....................................................................... 17
C. Gambar Bahan Baku............................................................. 19
D. Produk................................................................................. 20
BAB 1. PENDAHULUAN
1. LatarBelakang
Kami melaksanakan kegiatan kunjungan industri ini dimaksudkan agar kami
mampu menambah pengetahuan tentang industri pangan. Kunjungan ini selain
menambah pengetahuan, kami juga dapat mengetahui proses pengolahan pangan di
industri secara langsung. Kunjungan yang kami lakukan ke PT. PAGILARAN dan PT.
MADUBARU yang merupakan industri pengolahan teh dan gula. Kami mengunjungi
industri pengolahan teh karena pada standar kompetensi yang ada, kami menerima
materi tentang teh dan cara pengolahannya tetapi kami tidak melakukan
pengolahan (praktek) tersebut disekolah karena bahan dasar dan alat pengolahan
yang belum ada. Selain itu, kami juga mengunjungi industri
pembuatan gula dengan maksud menambah pengetahuan tentang pembuatan gula secara
langsung di industri.
2.
Tujuan
Adapun beberapa tujuan diselenggarakannya
kunjungan industri bagi siswa sebagai berikut:
1. Memperluas pengetahuan siswa tentang dunia kerja
(industri).
2. Mendorong siswa agar mempunyai minat dan
kreatifitas dalam bekerja.
3. Memberi informasi tentang kegunaan Ilmu
tekhnologi dalam dunia kerja.
4. Mengetahui proses produksi yang ada di industri.
BAB II. HASIL KUNJUNGAN
1. PT. PAGILARAN
A. Selayang pandang
Pemilik PT. PAGILARAN yaitu : Yayasan
Fapertagama, Fakultas
Pertanian Universitas
Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Yang berada di Jl. Faridan M. Noto 11 Yogyakarta, Telp.: 0274 – 561392, 563046 (Hunting),
Fax. : 0274 - 54062, Email : pagilaran@pagilaran.co.id , Web
: www.pagilaran.co.id
PT. PAGILARAN memiliki 6 unit produksi,
yaitu :
1) unit produksi Pagilaran
Alamat : Pagilaran,
Kecamatan. Blado, Kab Batang, JawaTengah.Telp/Fax. : 0285 – 414030.
Produksi : Teh Hitam,
Teh Hijau, Cengkeh, Kina
Luas areal : 1.113,25 hektar
Kapasitas produksi : 40 ton pucuk teh/hr
2) unit produksi Segayung
Alamat : Desa Simbang
Jati, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang,
Jawa Tengah. Telp. : 0285 – 7906305
Produksi : Coklat, Kelapa Tall, Kelapa
Hybrida
Luas Kebun inti : 208,05 hektar
Areal binaan PIR Kakao : 670,00 hektar.
3) unit produksi Sidoharjo
Alamat : Desa Bakalan, Kec.Bawang, Kabupaten
Batang, Jawa Tengah Telp :
0285 – 429937
Produksi : Teh Hitam Orthodox
Luas binaan PIR-Teh : 611,45 ha
Luas binaan PIR-Teh : 611,45 ha
4) unit produksi Jatilawang
Alamat : Desa Jatilawang, Kec.
Wanayasa, Kab. Banjarnegara . Telp. 085 228037489
Produksi : Teh Hitam Orthodox
Luas binaan PIR-Teh : 612 hektar
Kapasitas Produksi : 10.000 kg – 12.000 kg
pucuk/hari
5) unit produksi Kaliboja
Alamat : Desa Kaliboja,
Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Telp. : 08882602657.
Produksi : Teh Hitam Orthodox
Luas binaan PIR-Teh : 1.200 ha
Kapasitas Produksi : 12.000 kg – 15.000 kg
pucuk/hari
6) unit produksi Samigaluh
Alamat : Desa Pagerharjo, Kec. Samigaluh, Kab. Kulonprogo, D. I. Yogyakarta.
55673
Produksi : Teh Hijau , Teh Wangi dan Kakao
Luas binaan PIR-Teh : 200 ha
PIR-Kakao : 9.850 ha DIY , JATIM, JATENG
Kapasitas Produksi : 5.000 kg pucuk/hari
Disini, kami mengadakan kunjungan di PT. PAGILARAN
unit produksi Samigaluh. Proses produksi biasa dilakukan mulai dari jam 16.00
s/d 24.00 WIB. Hal ini bertujuan agar produk yang dihasilkan sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan. Misalnya pada
proses pengolahan teh wangi yang diberi campuran bunga melati, proses
pengolahan pada jam tersebut dimaksudkan agar pada saat diolah kuncup bunga
melati mekar sehingga wangi bunga yang yang ada dapat maksimal.
B. Pasca panen
ü Pemetikan Pucuk Teh :
Tiga jenis pemetikan:
•
Petik halus : p+1, p+2, b+1m
•
Petik medium : p+2m, p+3m, (60-70
%) b+1m, b+2m, DLM (daun lepas muda)
•
Petik kasar : p+3 dst, b+1t,
dst
Cara pemetikan:
1. Petikan tangan
2. Petikan gunting (1,5-2,0 kali dari petikan tangan:
40-70 kg/orang)
3. Petikan mesin (4 kali petikan gunting:
1.000-2.000 kg/mesin dengan 3-5 operator)
ü Analisis Pucuk
Analisis pucuk adalah uraian tentang
hasil pemetikan suatu blok pada suatu saat, yang menunjukkan perbandingan antara
pucuk halus dan pucuk kasar yang dinyatakan dalam persen (%).
Analisis pucuk bertujuan untuk
menilai mutu pucuk, sehingga dapat digambarkan kemungkinan hasil olahan.
Hasil analisis pucuk merupakan
dasar penilaian mutu pucuk harian dari suatu kebun, maka sampel diambil secara acak
dari setiap blok atau kelompok pemetik.
C. Pengolahan
PT. PAGILARAN
unit produksi Samigaluh mengolah teh hijau, teh wangi, dan kakao. Disini saya akan
memaparkan produk hasil PT. PAGILARAN unit produksi Samigaluh pada komoditi
peranian teh.
1) Teh Hijau
Pengolahan teh hijau telah dikenal sejak lama namun dilaksanakan
dengan peralatan dan teknologi yang sederhana. Oleh karena itu, jenis teh hijau
yang dihasilkan masih belum sesuai dengan standar mutu permintaan pasar. Teh
hijau merupakan pucuk daun muda tanaman teh yang diolah tanpa melalui proses
fermentasi. Untuk memperoleh produk yang sesuai dengan permintaan pasar maka
pengolahan teh hijau dilaksanakan dengan teknologi yang lebih maju. Namun pada
dasarnya, pengolahan teh hijau itu merupakan rangkaian proses fisik dan mekanis
tanpa atau dengan sedikit proses fermentasi terhadap pucuk teh dengan
menggunakan sistem panning.
Cara-cara pengolahan teh hijau yaitu :
1.
Pucuk
teh
Pucuk yang
masuk ke pabrik harus dilakukan analisa pucuk terlebih dahulu untuk menentukan
kualitas pucuk teh yang ada.
2.
Pelayuan
Tujuan : untuk menginaktifkan enzim polifenol
oksidase dan menurunkan kandungan air dalam pucuk, agar pucuk menjadi lentur
dan mudah digulung.
-
Pelayuan
harus segera dilakukan setelah daun teh dipetik.
-
Pelayuan
dilaksanakan dengan cara mengalirkan sejumlah pucuk secara berkesinambungan
kedalam alat pelayuan Rotary Panner dalam keadaan panas dengan suhu pelayuan
80-100oC.
-
Uap
air yang terjadi harus secepatnya dikeluarkan dari ruang Roll Rotary Panner,
untuk menghindari terhidrolisanya klorofil oleh uap asam-asam organik.
-
Perubahan
kimia yang terjadi selama pelayuan antara lain dalam proses respirasi akan
terjadi penurunan gula oleh oksigen menjadi energi dan karbondioksida.
-
Persentase
layu teh hijau lokal adalah 60-70%, dan untuk teh hijau ekspor sekitar 60%
dengan tingkat kerataan layuan yang baik.
-
Tingkat
layu yang tepat ditandai dengan keadaan pucuk layu yang berwarna hijau cerah,
lemas, dan lembut, serta mengeluarkan bau yang khas.
3. Penggulungan
Tujuan :
membentuk mutu secara fisik berbentuk terpilin, mengeluarkan cairan daun.
Alat
Penggulungan : Press Cap Roller
(PCR)
•
terdiri dari silinder dan meja
•
dengan penekanan (press)
•
menggulung dan memeras
Lama Penggulungan : 15 – 20 menit dengan
pengaturan 5 menit buka 10 menit pres dan 5 menit buka
4.
Pengeringan
Tujuan : menghentikan proses fermentasi, untuk mengurangi kadar air, memperoleh hasil akhir
berupa teh kering yang tahan lama disimpan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, dilaksanakan dua tahap pengeringan,
masing-masing menggunakan mesin yang berbeda.
Ø Mesin pengering pertama disebut Rotary
Dryer tipe Repeat Rool.
Ø Mesin pengering kedua disebut Rotary
Dryer tipe Boll Tea bertujuan memperbaiki bentuk gulung teh keringnya.
Ø Lama pengeringan : 3 – 4 Jam
5.
Sortasi
Tujuan untuk
memisahkan, memurnikan dan mengelompokkan jenis mutu teh hijau dengan bentuk
ukuran yang spesifik sesuai dengan standar teh hijau.
Pada
prinsipnya, sortasi kering teh hijau adalah:
Ø Memisahkan keringan teh hijau yang banyak mengandung jenis mutu
ekspor.
Ø Memisahkan partikel-partikel yang mempunyai bentuk dan ukuran yang
relatif sama kedalam beberapa kelompok (grade).
Ø Melakukan pemotongan dengan tea cutter bagian-bagian teh yang
ukurannya masih lebih besar dari jenis mutu yang dikehendaki.
Sortasi Teh Hijau sebagian besar masih menggunakan tenaga manual
manusia. Hasil
sortasi ini dikelompokkan kedalam jenis-jenis mutu teh hijau sesuai dengan mutu
yang ada.
Mutu / grade
teh hijau :
a. Peko (daun pucuk). A - B
b. Jikeng /Lokal B (daun bawah / tua).
c. Bubuk / kempring
d. Tulang
2) Teh Wangi
Teh wangi adalah jenis teh yang paling banyak diksonsumsi oleh
masyarakat Indonesia. Teh wangi saat
ini sudah banyak variasinya : teh aroma melati, teh aroma mawar, teh aroma
frambose, teh aroma vanili, dan lain-lain.
Teh wangi
melati, bahan dasar pembuatannya adalah dari teh hijau lokal. Tetapi untuk
jenis teh wangi dengan aroma yang lain rata-rata dibuat dari teh hitam yang
diwangikan menggunakan bahan pewangi.
PT. PAGILARAN membuat teh wangi berdasarkan atas pesanan dari pembeli, dalam
prosesnya tanpa menggunakan bahan pewangi kimiawi (menggunakan bunga melati).
Cara-cara pengolahan teh wangi yaitu :
1. Pucuk teh
Pucuk yang
masuk ke pabrik harus dilakukan analisa pucuk terlebih dahulu untuk menentukan
kualitas pucuk teh yang ada.
2. Karamelisasi/penggosongan bahan baku (teh Hijau) / Pengeringan I
Proses ini
bertujuan menghasilkan teh hijau gosong yang bersifat porous. Dengan sifat
barunya ini, teh hijau akan mudah menyerap aroma dari melati.
Proses ini dilakukan dengan cara : teh hijau dipanaskan dengan menggunakan mesin Rotary drier tipe Repeat
Roll pada suhu 90° - 125° C. Proses
ini
akan menghasilkan "Cou-cui" berwarna coklat kehitaman dengan kadar
air 3 - 5 %
3. Pemeraman bahan karamel
Hal ini dilakukan setelah proses karamelisasi yang optimal. Proses ini
biasanya dilakukan dengan cara mendiamkan bahan untuk beberapa waktu.
4. Pelembaban
Bertujuan untuk
mempersiapkan teh agar dapat menerima aroma bunga secara maksimal.
Caranya :
-
Dilakukan
dengan menambahkan air ± 20 %.
-
Proses
pelembaban dilakukan pada siang hari, ditebar / dibeber membentuk suatu lapisan
setebal ± 15 - 20 cm.
-
Setelah
itu dilanjutkan dengan proses pewangian, dimana bunga melati dicampurkan.
5. Pewangian
Setelah proses pelembaban, kemudian teh ditambahkan dengan bunga melati.
Dipilih bunga yang siap mekar & sedapat mungkin memperkecil
penerimaan bunga "karuk" (kuncup bunga yang belum saatnya mekar), hal
ini bertujuan agar proses pewangian dapat berlangsung dengan sempurna.
6. Pengeringan II
-
Menggunakan
ECP drier (Endless Chain Pressure drier) dengan suhu berkisar antara 110° -
125° C selama 45 - 60 menit.
-
Kadar
air produk yang dihasilkan berkisar antara 4 - 6 %.
D. Macam produk olahan dan kemasan
PT.
PAGILARAN mengolah 2 macam komoditi pertanian, yaitu teh dan kakao. Disini saya
akan memberi contoh beberapa produk olahan teh, antara lain :
1)
Teh
hitam
Teh hitam
merupakan pucuk teh yang diolah menjadi teh kering melalui proses fermentasi pada
tahapan prosesnya.
Teh hitam sendiri memiliki beberapa
jenis olahan, antara lain teh hitam orthodox dan teh wangi. Teh wangi (teh
melati) disebut juga teh bunga yang diproses dengan campuran kuncup bunga dan merupakan jenis teh
yang paling populer di Indonesia.
2)
Teh
hijau
Teh hijau merupakan pucuk daun muda tanaman teh yang diolah tanpa melalui
proses fermentasi. Untuk memperoleh produk yang sesuai dengan permintaan pasar
maka pengolahan teh hijau dilaksanakan dengan teknologi yang lebih maju. Namun
pada dasarnya, pengolahan teh hijau itu merupakan rangkaian proses fisik dan
mekanis tanpa atau dengan sedikit proses fermentasi terhadap pucuk teh dengan
menggunakan sistem panning
3)
Teh
oolong
Teh oolong
bukan merupakan teh hitam, teh hijau maupun teh putih. Meskipun dari segi rasa
dan cara pengolahan mirip dengan teh hitam. Tapi yang membedakan disini adalah
teh oolong pada saat proses pengolahan, teh hanya mengalami fermentasi yang
sangat singkat.
4)
Teh
putih
Merupakan teh yang diolah melalui fermentasi tetapi dalam waktu yang
sangat singkat, sehingga pigmen pada teh belum menjadi coklat keemasan maupun
merah saat diseduh.
Dari keempat jenis teh yang
dikenal oleh masyarakat, PT. PAGILARAN khususnya unit Samigaluh hanya mengolah
2 macam teh yaitu the hitam jenis teh wangi da juga teh hijau.
Setelah
produk selesai dibuat, perlu dilakukannya pengemasan dan penyimpanan
(penggudangan). Penyimpanan Produk Sementara, mempermudah stok produksi dan pengangkutan.
Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan :
•
Suhu ruangan 20 – 24 0C.
•
Didalam
gudang penyimpanan Paper Sack distapel sesuai jenis mutunya dan
diberi alas pallet.
•
Jumlah 1 chop terdiri 20 papersack.
•
Tinggi maksimal 220 cm, Lebar maksimal 117 cm.
•
Pada saat pengiriman, papersack terbungkus dengan plastik
sheet.
•
Jarak antar stapelan dan dengan dinding min. 30
cm
Biasanya teh dibungkus dengan kemasan yang bernama Sigma Rasa dan Kepodang
(Hitam dan Hijau) ataupun Bukit Menoreh. Teh hijau biasanya berbentuk teh celup dan dikemas menggunakan karton. Sedangkan teh wangi
dapat berbentuk teh celup maupun teh kering yang dikemas menggunakan papersack
ukuran kecil.
2. PT. MADUKISMO
A. Selayang Pandang
PT.MADUBARU
yang terletak di daerah Kabupaten Bantul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
mempunyai usaha pokok Pabik Gula Dan Pabrik Spiritus.yang terkenal dikalangan
masyarakat luas dengan sebutan PG/PS MADUKISMO dengan potensi dan peluang
pengembangan usaha yang potensial masih memiliki kesempatan tumbuh dan
berkembang menjadi suatu perusahaan Agro Industri yang berbasis tebu dan
dikelola secara profesional dan inovatif untuk menghadapi persaingan bebas
diera globalisasi dengan petani sebagai mitra sejati .
Dengan menggunakan
setrategi bisnis Overal Cost Leadership pada usaha pokok dan strategi bisnis differensiasi
pada diversifikasi usaha maka PT. MADUBARU siap menghadapi persaingan
khususnya tahun 2009 dan tahun-tahun mendatang .
Pabrik Gula MADUKISMO, adalah salah satu pabrik gula tertua
di tanah air. Pabrik itu berdiri sudah sejak tahun 1955. Mengunjungi Pabrik
Gula MADUKISMO, akan merasakan nuansa awal era industri. Sebuah bangunan besar
berusia tua dengan halaman luas, mesin-mesin kuno serta rel-rel kereta yang menjadi
jalan kereta pengangkut tebu akan menyapa dan menguatkan kesan itu. Begitu
sampai, kita akan disambut di Gedung Madu Chandya yang terletak tak jauh dari
areal pabrik. Kita mendapat penjelasan tentang proses pembuatan gula dari tebu
dan pembuatan SPIRTUS dari hasil samping produksi gula. Di sana kurang lebih
dijelaskan secara ringkas bagaimana proses produksi gula di pabrik. Pabrik Gula
MADUKISMO diprakarsai oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan diresmikan pada
tanggal 29 Mei 1958 oleh Presiden Ir. Soekarno.PT. MADUBARU
dengan kepemilikan saham 65% Sri Sultan Hamengku Buwono X (Kraton Ngayogjokarto
Hadiningrat ) dan 35 % PT.Rajawali Nusantara Indonesia (PT.RNI),serta
pelaksanaan konsep Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten akan
menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat , petani tebu , dan juga investor
yang menanamkan modalnya.
Setelah penjelasan singkat di Gedung
Madu Chandya, para siswa / siswi dibawa berkeliling pabrik sembari diberi
penjelasan untuk memperkenalkan seperti apa lokasi Pabrik Gula MADUKISMO
tersebut . Perjalanan menuju pabrik gula
madukismo menaiki kereta wisata yang disediakan PT.MADUBARU atau PG. MADUKISMO.
Kereta Wisata yang digunakan ditarik oleh sebuah lokomotif tua.
Selain digunakan untuk kereta wisata,kepentingan utama lokomotif ini adalah
sebagai pengangkut tebu hasil panen yang akan dibawa ke dalam pabrik. Setelah para mahasiswa berkeliling dengan
kereta, pemandu membawa turun para
mahasiswa untuk melihat bagaimana proses produksi dan alat-alat yang dipakai
dalam proses produksi.
Siswa / siswi diajak berkeliling di dalam pabrik dari tempat
pertama awal produksi hingga akhir.
B. Pasca panen
Tebu yang telah dipanen oleh para petani
biasanya diangkut ke PT. MADUBARU menggunakan truk. Sebelum sampai ke industri,
tebu yang diangkut di uji kadar gulanya, biasanya selain disesap juga di uji
menggunakan alat refraktometer.
Pengujian kadar gula ini
dimaksudkan agar tebu yang akan diolah benar-benar tebu dengan kualitas baik
dan kadar gula yang terkandung tinggi, sehingga rasa manis pada gula yang
dihasilkan optimal.
Sebelum masuk ke proses
pengolahan, tebu dipindahkan dari truk ke alat Unigrator Mark IV dan Cane Knife
menggunakan troller.
C. Pengolahan
PT. MADUBARU disini merupakan pabrik pengolahan gula
dan alkohol. Berikut ini saya akan memaparkan proses pengolahan di PT. MADUBARU.
Cara ;pengolahan gula :
1.
Pemerahan nira
Tebu dikirim ke Stasiun Gilingan (ekstraksi)
untuk dipisahkan antara bagian padat (ampas) dengan cairannya yang mengandung
gula (nira mentah) dengan alat -alat yang berupa Unigrator Mark IV dan Cane
Knife digabung dengan 5 gilingan masing-masing terdiri atas 3 rol.
-
Hasil dari pemerahan tebu berupa ampas dengan
cairannya yang mengandung gula (nira mentah)
-
Ampas pemerahan tebu dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku kertas, dan bahan bakar di PT. MADUBARU, ampas ini digunakan
sebagai bahan bakar di Stasiun Ketel (pusat tenaga)
-
Sedangkan nira mentah akan dikirim ke bagian
Pemurnian untuk proses lebih lanjut.
2.
Pemurnian nira
Nira mentah ditimbang kemudian dipanaskan
hingga suhu mencapai 700-750oC, kemudian direaksikan dengan Ca(OH)2
(susu kapur) dalam defekator. Pereaksian dengan kapur bertujuan untuk
menghilangkan kotoran-kotoran yang ada didalam nira. Lalu diteruskan dengan
proses sulfitasi, yakni pemberian SO2. Kemudian nira jernihnya
dikirim ke Stasiun Penguapan.
3.
Penguapan nira
Nira jernih akan dipekatkan dalam Stasiun
Penguapan. Nira jernih dipekatkan didalam pesawat penguapan dengan system
multiple effect. Nira encer dengan padatan terlarut 16% dapat dinaikkan menjadi
64% dan disebut nira kental. Nira kental siap dikristalkan di Stasiun
Kristalisasi, sebelumnya nira kental ini diberi gas SO2 untuk proses
pemucatan.
4.
Kristalisasi
Nira kental dari Stasiun Penguapan ini
diuapkan lagi dalam Pan Kristalisasi sampai melewati titik jenuh. Penguapan ini
sampai suhu 1000-1500oC. Sebelum dipisahkan antara kristal gula
dengan stroop, gula lebih dahulu didinginkan dalam palung pendingin (kultrog).
5.
Pemisahan gula
Pemisahan gula dilakukan dengan proes
karbonatasi yakni mereaksikan gula dengan gas karbon. Sehingga gula dengan
stroop dapat terpisah. Hasil pemisahan gula, stroop, gula, dan tetes tebu. Tetes
tebu dan stroop merupakan limbah dari proses pembuatan gula. Dimana stroop yang
menjadi tetes tebu dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan etanol (C2H5OH).
6.
Penyaringan dan pengepakan
Setelah gula terpisah dari stroop, dilakukan proses penyaringan gula.
Pemisahan antara gula halus, kasar, dan normal. Gula normal dan halus dikirim
ke Gudang Gula dan dikemas dalam karung plastik yang ½ kuintal.sedang gula
kasar akan kembali ke proses kristalisasi. Dan kini ada gula yang dikemas lebih
kecil lagi, yaitu dengan bobot 1 kg.
Cara pengolahan alkohol,
etanol :
1.
Pengenceran
Tetes tebu yang diperoleh dari sentrifuge diencer
di Tangki Pengencer Brix 14’ tetes tebu. Sebelumnya tetes tebu diukur ditangki
ukur.
2.
Penyaringan (filtrasi)
Pada proses penyaringan, tetes tebu diukur pH
nya sekitar 4,8 dengan diberi H2SO4 agar tetes tebu tidak
terkontaminasi dengan bakteri lain. Hal ini dilakukan agar tetes tebu tidak
gagal dalam proses peragian. Karena dalam proses peragian tetes tebu akan
diberi bakteri khusus yang dapat menjadikan tetes tebu menjadi atau memiliki
kandungan alkohol.
3.
Peragian
Tetes tebu yang pH nya telah diatur (4,8), kemudian masuk ke tangki
pembibitan dan fermentasi. Pada tangki tersebut tetes tebu diberi ragi yang
mengandung bakteri (Sacharomyses Cereviceae).
4.
Destilasi (Penyulingan)
Tetes
tebu yang telah diberi ragi akan masuk ke proses destilasi. Destilasi atau
penyulingan bertujuan untuk memisahkan alkohol dengan air, sehingga kadar
alkohol lebih tinggi. Proses destilasi di PT. MADUBARU dilakukan secara
bertingkat atau disebut destilasi bertingkat.
D. Macam produk olahan dan kemasan
PT. MADUBARU
memiliki 2 produk utama, yaitu gula dan alkohol. Gula biasanya dikemas dengan
plastik dengan bobot ½ kuintal dan juga ada yang berbobot 1 kg. Sedangkan
alkohol dikemas dengan menggunakan botol.
BAB III. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Dari
kunjungan yang kami lakukan, kami dapat menarik beberapa kesimpulan, antara
lain :
v Pengalaman kami bertambah, terutama tentang
industri the dan gula.
v Pada praktek dilapangan, ada yang sedikit
berbeda dari teori, karena dalam penerapannya industri mengikuti situasi dan
kondisi yang ada.
v Pada pengolahan tebu menjadi gula, limbah
yang dihasilkan dapat dimanfaatkan, sehingga meminimalisir terjadinya
pencemaran limbah.
v PT.
PAGILARAN unit Samigaluh mengolah teh (teh wangi dan teh hijau) dan kako.
v PT. MADUBARU mengolah gula dan alkohol.
B. Saran
ü Setiap proses pengolahan hendaknya sesuai
dengan GMP dan SOP, sehingga mutu produk benar-benar berkualitas baik.
ü Para pekerja hendaknya menerapkan personal
hygiene pada saat bekerja, sehingga terjadinya kontaminasi dapat diminimalisir.
ü Hendaknya proses produksi berjalan secara
efektif dan efisien, sehingga tingkat produktifitas maksimal.
ü Pelayanan terhadap pengunjung yang datang
harap ditingkatkan, sehingga pengunjung merasa lebih nyaman, misal : kunjungan
dari sekolah.
ü Hendaknya setiap industri mampu mengatasi
limbah yang dihasilkan dengan baik.
ü Kunjungan yang dilakukan hendaknya lebih
efisien dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar